Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Redaksi

Refleksi Surga Nikel Anoa Ke 60: Investor Dapat Cuanya, Pribumi Makan Debu

33
×

Refleksi Surga Nikel Anoa Ke 60: Investor Dapat Cuanya, Pribumi Makan Debu

Sebarkan artikel ini

Awaludin Sisila

 

Sulawesi Tenggara, bedahnusantaraindonesia.com- Dalam momentum dirgahayu prov sultra yang ke 60 tentunya Umur yang sudah sangat dewasa untuk kemajuan daerah, di tambah lagi dengan potensi kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah.

Sulawesi tenggara pula menjadi sentrum kekayaan sumberdaya alam bahkan menempati urutan pertama perihal potensi cadangan nickel di dunia

Potensi nikel mestinya menjadi kekayaan alam daerah yg mampu membawa kesejahteraan sekitarnya. Realitanya hingga tahun 2023 akhir, justru daerah lingkar tambang yg menjadi daerah dengan kategori kemiskinan ekstrim. Lantas, kemanakah royalti pertambangan nikel tersebut? Bukan kah harusnya menjadi sumber anggaran membangun kesejahteraan?.

Sebenarnya Pemerintah juga sudah berupaya memaksimalkan potensi nikel untuk memajukan kesejahteraan masyarakat sekitar., Hanya saja dalam prosesnya ternyata dimanfaatkan oleh mafia2 tambang yg berasal tidak hanya dari korporasi tambang, bahkan juga melibatkan birokrasi dan juga oknum aparat penegak hukum.

Lantas, jika kebocoran royalti tambang ini tidak dikendalikan, maka akankah masyarakat hanya sekedar disajikan debu dari hilir mudik pertambangan nikel? Akankah kita hanya memberikan kemewahan pelayanan kepada para investor baik sejak dia berinvestasi hingga dia menikmati hasil tambangnya?.

Bukankah tidak adil jika kita hanya mengistimewakan perlakuan kepada satu pihak saja?. Pada akhirnya, nurani dan moral hazard pemerintah akan menjawab potensi nikel di Bumi Anoa ini, entah ini menjadi berkah atau kah bencana bagi Daerah?

Padahal kurang lebih 80 persen masyarakat lingkar tambang secara kultur maupun geografis masyarakat sangat memiliki ketergantungan hidup pada penghasilan kekayaan sumber daya Alam.

Sayangnya dengan di bukanya investasi di daerah ini berimplikasi terhadap kelestarian lingkungan. hal ini dapat di lihat dari tercemarnya perairan lingkar tambang sehingga merusak ekosistem laut yang pada akhirnya para pencari nafkah di perairan tidak mampu lagi menopang kebutuhan hidupnya

Selain itu dengan gundulnya hutan memberikan dampak negative terhadap lahan perkebunan di sekitar tambang, apalagi ketika mmasuki musim penghujan dimana terjadi genangan air termasuk di lahan perkebunan yang pada akhirnya menjadikan tanaman gagal panen

Dalam pengelolaan sumber daya alam di sultra pun kerap menyisihkan luka bagi masyarakat setempat bahkan adu domba yang mengakibatkan terjadinya konflik horizontal,Konflik tenurial antara Investor (Perusahaan) dan warga maupun Warga Dan pemerintah.

Seharusnya pemerintah lebih peka dalam melihat kehidupan sosial masyarakat yang di dukung dengan pengambilan kebijakan terhadap para pelaku investor di daerah demi kesejahteraan masyarakat.(Jaldin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250