Kadis Amir Aminudin
Morowali- Aksi unjuk rasa yang digelar Aliansi Mahasiswa Morowali (AMM) bersama Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten (GRD-KK) di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Morowali, Senin (22/09/2025), menuntut agar Kepala Disdikbud Amir Aminudin, S.Pd., M.M., dicopot dari jabatannya.
Menanggapi tuntutan tersebut, Amir memilih tidak banyak berkomentar.
“Saya no comment. Itu hak saya untuk tidak menjawab soal itu. Saya serahkan sepenuhnya ke aturan kepegawaian, karena aturannya sudah jelas,” ujar Amir saat dikonfirmasi.
Ia mempertanyakan letak pelanggaran dalam tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang dituduhkan kepadanya. Menurutnya, tuduhan arogansi dan intimidasi hanyalah bentuk penilaian subjektif.
“Sepuluh kepala, sepuluh macam pemikiran. Jadi soal sikap saya, tentu penilaiannya akan berbeda-beda,” jelasnya.
Amir juga mengungkapkan bahwa alasannya menanyakan asal kampus mahasiswa saat aksi sebelumnya karena sempat menerima informasi terkait adanya ajakan untuk “segel dinas”. “Aliansi Mahasiswa itu kan jelas, perkumpulan mahasiswa. Kalau ada yang bukan mahasiswa ikut, tentu patut dipertanyakan. Saya hanya memastikan jangan sampai mahasiswa ini ditunggangi pihak luar,” tegasnya.
Terkait tuduhan intimidasi, Amir membantah keras. “Intimidasi bagaimana? Saya hanya bertanya, dari kampus mana ki? Apa salah kalau saya tanya,” katanya.
Lebih lanjut, Amir menantang mahasiswa untuk menggelar dialog terbuka bila memang ingin membicarakan persoalan secara serius.
“Kalau berani, undang saya dialog terbuka. Kalau diundang resmi, tentu saya pamit ke Bupati. Tapi kalau undangan pribadi, saya akan datang sebagai pribadi, bukan sebagai kepala dinas,” ungkapnya.
Amir menegaskan, meski ada desakan agar dirinya dicopot, keputusan penuh tetap berada di tangan Bupati Morowali.
“Biarpun orang bilang ganti kadis, tetap saja itu kewenangan Bupati. Kalau Bupati mau rotasi, ya pasti diganti. Kita tunggu saja,” pungkasnya.
Yohanes