Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Politik

Bangun Jembatan di Pulau yang Ditinggalkan, Nomor Urut 4: Rachmansyah Ismail- Harsono Lamusa Mampu Menyatukan 13 Desa dan Membebaskan Masyarakat Dari Kemiskinan

69
×

Bangun Jembatan di Pulau yang Ditinggalkan, Nomor Urut 4: Rachmansyah Ismail- Harsono Lamusa Mampu Menyatukan 13 Desa dan Membebaskan Masyarakat Dari Kemiskinan

Sebarkan artikel ini

Bedahnusantaraindonesia, Morowali– Banyak yang menilai pembangunan jembatan penghubung Bungku Pesisir dan Bungku Selatan adalah hal yang mustahil. Hal itu dikarenakan pembangunan jembatan hanya akan membuang-buang anggaran daeranh.

Calon Wakil Bupati Morowali, Harsono Lamusa dalam podcast di Halo Morowali menjelaskan dari mana saja anggaran-anggaran yang digunakan untuk membangun jembatan penghubung tersebut.

“Kami programkan (pembangunan jembatan) karena kami sudah pikirkan,”kata Harsono memulai.

Ia mengiyakan bahwa memang seperti angggapan-anggapan di luar sana pembangunan jembatan itu akan menyerap anggaran yang lebih besar. Untuk pembangunannya saja biaya yang dibutuhkan paling sedikit Rp 4 Triliun, jauh dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Morowali.

“Orang bilang memang tidak masuk akal, tapi kami tahu caranya karena kami orang birokrasi,”ucap Harsono.

Caranya bagaimana? Lanjutnya. Pembangunan jembatan penghubung tidak langsung jadi begitu saja, tetapi bersifat multiyears atau tahunan. Lalu dari mana biayanya? pembangunan jembatan tidak hanya menggunakan APBD Morowali, tetapi memanfaatkan APBD Provinsi bahkan APBN.

“Cerita mati membangun jembatan begitu satu tahun anggaran. Itulah kalau pemikiran-pemikiran kita tidak sampai. Tapi bagi kami kami sudah pikirkan,”tuturnya.

Selama ini, dari APBD Provinsi, siapa pun yang memiliki program untuk mensejahterakan masyarakatnya, dipastikan APBD Provinsi akan membantu. Begitu juga APBN.
“Negara (Indonesia) itu bukan hanya ada di Jakarta, tapi dari Sabang sampai Merauke. Jadi terbagi atas puluhan gubernur dan ratusan bupati/walikota. Pendekatan bisa lewat jalur birokrasi, Presiden bahkan politik,”tuturnya.

Dalam hal ini, Harsono mengakui pendekatan-pendekatan yang dimiliki Calon Bupati Morowali, Rachmansyah di Pusat sepanjang program itu mensejahterakan masyarakat.
“Orang bilang kepulauan adalah daerah tertinggal, saya tidak terima itu. Yang benar kepulauan daerah yang ditinggalkan karena sampai detik ini tidak ada perhatian khusus untuk membangun dan membebaskan daerah kepulauan dari kemiskinan dan kehidupan yang serba sulit,”kata Harsono.

Menurutnya, hingga hari ini belum ada usaha yang sungguh-sungguh untuk melepaskan daerah kepulauan dari wilayah tertinggal. Selama ini yang cukup diandalkan untuk membantu daerah tetinggal masih dalam bentuk bantuan langsung tunai, beras dan lain-lain, di mata Harsono hal itu tidak akan menyelesaikan masalah.

“Jangan lihat jembatannya. Tapi lihatlah dengan pembangunan jembatan akan menyatukan 13 desa dan akan menyentuh dan membebaskan masyarakat dari kemiskinan. Orang-orang pulau itu rajin dan aktif mencari, tapi persoalannya fasilitas yang masih kurang,”ungkap Harsono.

Untuk diketahui, pada APBD Perubahan tahun 2024, sayang sekali rencana strategis pembangunan jembatan penghubung tersebut dicoret oleh DPRD Morowali. Namun dalam beberapa kesempatan Rachmansyah Ismail sebagai penggagas pembangunan jembatan itu saat masih menjadi Pj Bupati Morowali, membeberkan akan tetap melanjutkan program itu dan pembangunannya akan memanfaatkan alokasi anggaran seperti yang telah disebutkan sebelumnya.

“Karena mereka tidak punya kesungguhan untuk menuntaskan masalah itu, kami punya kemampuan untuk membuat program seperti itu,”tutup Harsono.(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250