Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Redaksi

4 Korban Tertimpa Longsor di Tambang Anggai Tidak Bisa di Evakuasi, Ini Harapan Keluarga Korban

21
×

4 Korban Tertimpa Longsor di Tambang Anggai Tidak Bisa di Evakuasi, Ini Harapan Keluarga Korban

Sebarkan artikel ini

 

Halsel, bedahnusantaraindonesia.com- Guntur warga asal Gorontalo penambang biji emas di Desa Anggai Kecamatan Obi Kabupaten Halmahera Selatan Provinsi Maluku Utara, hingga kini masih mengharapkan jasat anaknya di temukan meski tinggal tulang yang ia dapatkan.

Dari keterangan Guntur yang merupakan ayah Fajrin (21 tahun) korban longsor yang terjadi sekira pukul 15.00 Wit, Sabtu 17 Februari 2024 lalu di lubang trowongan tambang rakyat Desa Anggai hingga kini belum di temukan.

Di kisahkan Guntur, mendengar cerita warga sebelum anaknya tertimpa longsor, kala itu Fajrin berada dalam lubang trowongan dengan kedalaman sekitar 30 meter yang sedang mencari material mengandung emas, Fajrin sempat keluar dari lubang untuk ke toilet, setelah dari toilet Fajrin kembali masuk ke dalam lubang melanjutkan kegiatannya.

Namun tidak di sangka masuknya Fajrin ke dalam lubang trowongan tersebut adalah kali terakhir dan tidak kembali lagi.

Kedalaman lubang vertikal di perkirakan 30 meter setelah itu trowongan horisontal sekitar 20 meter, Fajrin bersama ketiga rekannya di duga tidak dapat jalan keluar lantaran longsor terjadi di tengah-tengah trowongan Horisontal, sementara La Endong Mokodompit kelahiran 1975 di temukan sudah mulai membusuk tertimpa longsor.

Dari keterangan salah satu saksi warga Desa Anggai (Ismit) yang menemukan La Endong dalam keadaan terkapar dalam tumpukan lumpur setelah pencarian di hari kesebelas, dan tiga hari kemudian upaya pencairan korban di hentikan karena kondisi yang tidak memungkinkan terutama biaya konsumsi.

Keterangan lain yang di himpun media ini, selama 14 hari pencarian korban, kebutuhan konsumsi yang di dapatkan dari hasil patungan penambang dan masyarakat Desa Anggai dan Desa Sambiki, baik berupa uang maupun sembako.

“Torang pe makan minum selama 14 hari cari korban itu patungan dari penambang dan masyarakat baik bentuk uang maupun beras, Aqua dan lain-lain, kalau uang sekitar 14 juta” kata salah satu warga yang enggan menyebut namanya

Diketahui korban yang belum di evakuasi hingga saat ini adalah Fajrin Abdullah (21 Tahun) asal Desa molutabu kecamatan Kabila Bone Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo, Ronal Kasim (20 Tahun) Asal Dusun Karang Indah Desa Olibu Kecamatan Paguyaman pantai Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo, Farit La Ode Gafur (20 Tahun) asal Dusun Mombinge Desa Olibu Kecamatan Paguyaman Pantai
Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo dan Adam Ayuba (26 Tahun) asal Dusun Otalangga Desa Biluhu Tengah Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo

Sementara La Endong Mokodompit (49 Tahun) asal Dusun 2 Desa Otam Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondou Provinsi Sulawesi Utara, usai di evakuasi langsung di serahkan kepada keluarganya untuk di makamkan.

Ke empat korban yang jasadnya masih tertimpa di trowongan tersebut merupakan keluarga dekat.

“Mereka berempat itu keluarga semua, sepupu atau keponakan” Kata Guntur Ayah Fajrin.

Mirisnya, pemilik usaha biji emas yang mempekerjakan kelima korban itu tidak sepersen pun di keluarkan untuk membantu saat evakuasi korban.

Bahkan saat ini pemilik usaha yang di ketahui bernama Hj. Dewi tidak lagi berada di Anggai, diduga kuat Hj. Dewi lari dari tanggungjawabnya yang mempekerjakan kelima korban.

Di tempat usaha Dewi, awak media hanya menemukan Anak Dewi Bernama sumitro beserta istrinya Aida yang mengelola usaha tersebut beserta sejumlah kariawan.

Namun ketika dimintai keterangan terkait peristiwa nahas tersebut, kedua pasutri itu menolak sambil mengatakan “kami tidak tahu karena baru datang dari ternate”, sementara keterangan warga, di saat kejadian Sumitro dan Aida berada di lokasi kejadian.

Selain itu diduga kuat usaha pengolahan biji emas milik Dewi tidak memiliki izin Produksi dan lingkungan, sementara Sejumlah Izin Pertambangan Rakyat (IPR) kelompok penambang biji emas di Anggai yang di kantongi media ini diketahui telah kadaluarsa dan tidak menemukan nama Dewi selaku pelaku usaha tambang.

Pihak pemerintah Desa Anggai maupun Kabupaten seakan akan menutup mata dengan peristiwa yang menelan korban tersebut.

Dari keterangan warga hingga sampai saat ini baik pemerintah Desa Anggai Maupun Kabupaten tidak ada kontribusi sedikitpun terkait peristiwa nahas itu.

Peristiwa dua bulan berlalu dan sampai saat ini Jasat Fajrin masih berada dalam trowongan dengan kedalaman sekitar 30 meter, di samping itu ayah Fajrin hanya bisa pasrah dan menahan air mata sambil mengharapkan untuk bisa menemukan jasat fajrin walaupun hanya tulang yang di temukan sebelum ia kembali ke Gorontalo.

“Informasi katanya mau lanjut pencarian, saya berharap bisa dapat walaupun tinggal tulangnya, kalau suda dapat saya bersama istri akan balik ke Gorontalo” kata Guntur

Terpisah, Kapolsek Obi Ipda. M Adnan Nijar ketika di konfirmasi Kamis, 25 April 2024 membenarkan peristiwa nahas tersebut.

“Kita suda periksa beberapa saksi dan kita suda upaya evakuasi korban namun hanya satu korban yang diselamatkan sisanya kami tidak berhasil evakuasi lantaran hujan deras yang dikhawatirkan membahayakan tem evakuasi akhirnya evakuasi kami hentikan, pertimbangan keselamatan tim pencari korban, evakuasi berjalan kurang lebih 14 hari” kata Adnan

Terkait harapan keluarga korban untuk melanjutkan pencarian korban, Adnan menyarankan untuk tidak di lakukan karena membahayakan.

“Intinya kami suda hentikan pencarian dengan pertimbangan keselamatan dan jika keluarga korban mau melakukan pencarian sebaiknya jngn krna membahayakan keselamatan, dan siapa yang bertanggung jawab kalu ada korban saat pencarian” sambungnya

Tim pencarian korban saat itu dari penambang secara suka rela dan waktu itu kami suda berkoordinasi dengan basarnas berharap dapat bantuan teknis. Pungkas Adnan.(Saifudin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250