Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Hukum

Sejumlah Proyek Pemda Mangkrak di Koltim, GMA Sultra Meminta APH Usut Tuntas 

125
×

Sejumlah Proyek Pemda Mangkrak di Koltim, GMA Sultra Meminta APH Usut Tuntas 

Sebarkan artikel ini

Tirawuta, bedahnusantaraindonesia.id- Sejumlah aktivis yang tergabung kedalam organisasi Garda Muda Anoa (GMA) melakukan aksi unjuk rasa (Unras) pada senin 22 juli 2024 di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kolaka Timur (Koltim).

Kedatangan GMA pada pukul 13:00 WITA di kantor wakil rakyat untuk mempertanyakan keseriusan DPRD Koltim yang telah membentuk Panitia Khusus (Pansus) pada bulan mei 2024 terkait sejumlah proyek mangkrak pada tahun 2023 lalu disejumlah Dinas Pemerintah Daerah (Pemda).

Sesaat setelah massa aksi tiba di gedung DPRD Koltim, mereka disambut oleh Sekretaris DPRD ‘Ilyas, SH, MH agar demonstran bersabar karena sedang ada rapat Paripurna.

Dalam orasinya GMA menyampaikan jika pihak Pemda dan DPRD terkesan bermain mata terhadap penggunaan keuangan negara dan daerah yang jumlahnya fantastis hingga puluhan milyar rupiah.

“Kadis Pekerjaan Umum dan Perhubungan (PUPR) Koltim diduga sengaja melakukan pembiaran kepada beberapa kontraktor nakal di Koltim dengan tidak memutus kontrak yang telah melewati batas waktunya”, ujar Asdal selaku koordinator aksi.

“Entah regulasi apa yang digunakan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) jika nantinya berani mencairkan sejumlah proyek bermasalah di koltim seperti Pengaspalan ruas jalan tinondo yang menelan anggaran 24 Milyar, dan Rest Area sekitar 3 Milyar serta Jembatan Lere Jaya 600 juta rupiah yang bahkan pencairannya sudah 100 % sedangkan faktanya baru terealisasi fisiknya sekitar 50 %, sehingga kami anggap sangat merugikan Keuangan Daerah” beber Asdal.

Aksi sempat terhenti setelah Massa aksi bersepakat dengan salah satu anggota DPRD untuk menunggu Ketua DPRD bersama Bupati yang akan memberikan klarifikasi pasca kegiatan Sidang Paripurna yang berlangsung saat itu.

Berdasarkan pantauan awak media ini setelah sidang paripurna usai, baik bupati maupun Ketua DPRD terkesan menghindar dan enggan menemui GMA hingga sore hari.

“Yah kami bubar saja karena tidak ditanggapi oleh para pemangku kebijakan dan kami pastikan akan kembali melakukan aksi selanjutnya hingga terang – benderang guna mengawal penyalahgunaan keuangan negara yang sangat merugikan masyarakat Koltim” kesal Asdal sambil berlalu pergi.(Man/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250