Morowali– Aksi damai yang digelar Aliansi Mahasiswa Morowali (AMM) di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Morowali pada Jumat (19/9/2025) sempat memanas. Kericuhan dipicu oleh respons arogan Kepala Disdikbud saat menghadapi tuntutan mahasiswa terkait kejelasan program beasiswa. Peristiwa ini memperlihatkan masih lemahnya komunikasi serta sensitivitas pejabat publik dalam merespons aspirasi masyarakat.
Ketua Ikatan Mahasiswa Sulawesi Tengah (IMA SULTENG-MAKASSAR), Muhammad Afdhal Saputra, mengecam keras sikap Kepala Disdikbud tersebut. Menurutnya, pejabat publik seharusnya memberi penjelasan yang substansial, bukan memperkeruh keadaan.
“Alih-alih memberi jawaban jelas, Kepala Dinas diduga malah menunjuk-nunjuk mahasiswa dan mempertanyakan status kemahasiswaan mereka. Sikap ini tidak profesional dan mengabaikan hak mahasiswa untuk menuntut transparansi,” tegas Afdhal.
Ketegangan akhirnya mereda setelah Sekretaris Daerah (Sekda) Morowali, Drs. Yusman Mahbub, M.Si, tiba di lokasi. Sekda langsung memediasi dialog antara perwakilan mahasiswa dan pemerintah daerah di Kantor Bupati. Langkah cepat ini berhasil menenangkan massa sekaligus menggeser suasana dari konflik menuju pencarian solusi.
Afdhal berharap kejadian tersebut menjadi pelajaran penting bagi pejabat di Morowali.
“Kami meminta agar insiden seperti ini tidak terulang lagi. Tuntutan mahasiswa adalah hal serius yang seharusnya dijawab dengan etika, bukan dengan sikap arogan yang memancing emosi,” pungkasnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Disdikbud Morowali belum memberikan pernyataan resmi atas insiden tersebut. Sikap bungkam ini justru menambah pertanyaan publik mengenai komitmen pemerintah daerah dalam membangun komunikasi yang efektif dan terbuka dengan masyarakat.
Yohanes
