Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Investasi

Raih Penghargaan Subroto 2025 untuk Kinerja PPM, Program PT Vale Indonesia “Matano Iniaku” Jadi Bukti Nyata Pertambangan yang Menghidupkan Alam dan Manusia

69
×

Raih Penghargaan Subroto 2025 untuk Kinerja PPM, Program PT Vale Indonesia “Matano Iniaku” Jadi Bukti Nyata Pertambangan yang Menghidupkan Alam dan Manusia

Sebarkan artikel ini

Jakarta — Sebagai bagian dari MIND ID dan mitra strategis pemerintah dalam mewujudkan hilirisasi serta pembangunan berkelanjutan di sektor energi dan sumber daya mineral, PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) kembali menorehkan prestasi nasional, Jumat(24/10/2025)

Perusahaan berhasil meraih Penghargaan Subroto 2025 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk kategori Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) — penghargaan tertinggi di sektor ESDM yang diberikan kepada pelaku industri berkomitmen pada tata kelola bisnis berkelanjutan.

Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Dr. Ing. Tri Winarno, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM, dan diterima oleh Budiawansyah, Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale. Dalam sambutannya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menekankan bahwa keberlanjutan kini menjadi poros utama pembangunan energi nasional.

“Sektor ESDM tidak lagi hanya berbicara tentang produksi, tetapi tentang bagaimana energi dan sumber daya alam memberi nilai tambah, memelihara lingkungan, dan mengangkat kesejahteraan rakyat. Inilah makna keberlanjutan yang sesungguhnya,” ujarnya.

Bagi PT Vale, penghargaan ini bukan sekadar pengakuan, tetapi kisah nyata dari sebuah desa kecil di tepian Danau Matano, Kecamatan Nuha, Kabupaten Luwu Timur. Program “Matano Iniaku” lahir dari semangat untuk mendengar dan bekerja bersama masyarakat, menghadirkan solusi nyata bagi tantangan lingkungan, ekonomi, dan sosial.

Dahulu, Dusun Matano terisolasi — akses hanya dapat ditempuh dengan perahu rakit selama satu jam, fasilitas air bersih terbatas, jaringan internet belum tersedia, dan lahan pertanian menurun akibat pembukaan hutan tanpa tata kelola berkelanjutan. Padahal wilayah ini dikelilingi sumber air alami yang melimpah dari Danau Matano dan aliran Sungai La Waa.

Melalui pendekatan partisipatif, PT Vale membangun sistem pipanisasi air bersih yang menyalurkan air langsung ke rumah-rumah warga. Kini, masyarakat dapat menikmati sumber daya alam secara berkelanjutan. Desa Matano tumbuh menjadi model pemberdayaan masyarakat berbasis enam pilar modal pembangunan — natural, social, individual, intellectual, infrastructure, dan cultural capital.

Program “Matano Iniaku” menciptakan berbagai dampak nyata. Di sisi lingkungan, dilakukan rehabilitasi daerah aliran sungai (DAS) seluas 200 hektare, meningkatkan debit air Sungai La Waa hingga 0,6 m³ per detik, serta menurunkan emisi karbon sebesar 22.538 ton CO₂eq. Dari aspek ekonomi, kelompok rentan kini memperoleh tambahan pendapatan Rp 1–4 juta per bulan melalui agroforestri, eco-creative center, dan wisata berbasis alam. Peningkatan akses dasar juga terwujud melalui penyediaan ambulans speedboat, sistem air bersih, dan jaringan telekomunikasi dengan pembangunan menara BTS.

Selain itu, empat kelembagaan lokal terbentuk — Pokdarwis, KWT, kelompok tani, dan relawan kebakaran (Redkar) — memperkuat kohesi sosial dan regenerasi kepemimpinan lokal. Dari sisi budaya, revitalisasi tradisi Padungku dan Jaga Air kembali menumbuhkan rasa bangga serta kesadaran ekologis masyarakat.

Dengan investasi sosial lebih dari Rp 5 miliar, program ini mencatat Social Return on Investment (SROI) 1:1,08, menegaskan bahwa setiap rupiah yang ditanam menghasilkan nilai sosial berlipat.

Endra Kusuma, Direktur Hubungan Eksternal PT Vale Indonesia, menegaskan bahwa penghargaan ini merupakan hasil perjalanan panjang bersama masyarakat dan pemerintah daerah. “Matano Iniaku adalah kisah tentang mendengarkan. Kami belajar bahwa perubahan sejati lahir ketika perusahaan dan masyarakat berjalan bersama, bukan berseberangan. Penghargaan Subroto ini adalah milik seluruh warga Luwu Timur yang telah membuktikan bahwa keberlanjutan bukan konsep, melainkan tindakan,” ujarnya.

Kemenangan PT Vale di ajang Subroto 2025 menegaskan sinergi antara industri dan pemerintah dalam mewujudkan transformasi energi berkeadilan, sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo tentang hilirisasi, ekonomi hijau, dan kemandirian energi nasional.

Budiawansyah, Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale, menambahkan, “Penghargaan ini memperkuat komitmen kami untuk terus menghadirkan praktik pertambangan rendah karbon, berbasis PLTA, dan berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.”

Sejak menerima Penghargaan Subroto 2018 untuk Manajemen Lingkungan Terbaik, PT Vale terus menunjukkan konsistensi dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan. Tahun 2019, perusahaan meraih penghargaan untuk Perlindungan Lingkungan Pertambangan Terbaik, tahun 2022 untuk Program Pemberdayaan Masyarakat Terinovatif di bidang Kesehatan, serta pada 2024 dan 2025 untuk Kinerja Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).

Capaian beruntun ini menjadi bukti bahwa bagi PT Vale, keberlanjutan bukan proyek sesaat, melainkan budaya kerja yang hidup di setiap lini operasi — dari pengelolaan lingkungan, penguatan komunitas, hingga penerapan nilai-nilai Environmental, Social, and Governance (ESG) yang menumbuhkan kehidupan: dari danau yang kembali jernih, lahan yang kembali hijau, hingga masyarakat yang semakin berdaya dan optimis menatap masa depan.

 

(Yohanes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250