Morowali- Menjelang aksi demonstrasi besar yang akan digelar 13 Desa di Kecamatan Bungku Timur pada Senin, 13 Oktober 2025, Kepala Desa Bahomoahi, Asep Anwar, tampil berapi-api dalam orasi prakondisi di desanya. Ia menyerukan agar masyarakat bersatu menyuarakan ketidakadilan yang dirasakan akibat aktivitas tambang PT Vale Indonesia Tbk di wilayah mereka.
“Hidup rakyat! Hidup petani! Hidup nelayan!” seru Asep di atas mobil pengeras suara, Minggu (12/10/2025). “Dengan adanya investasi PT Vale, kita tidak merasakan kesejahteraan. Apakah keadaan seperti ini akan terus kita alami? Ini adalah bentuk penghinaan bagi masyarakat lokal Morowali,” tegasnya.
Dalam orasinya, Asep menilai bahwa keberadaan investasi tambang telah membuat masyarakat lokal justru menjadi penonton di tanah sendiri. “Ini pembodohan bagi kita semua. Sumber daya alam kita dikeruk habis-habisan oleh orang-orang yang serakah, sementara kita hanya menerima dampak negatif. Jangan biarkan ini terus terjadi,” ujarnya lantang.
Ia juga menyoroti dugaan diskriminasi dalam rekrutmen dan penempatan tenaga kerja di PT Vale Indonesia Tbk. Menurutnya, banyak posisi strategis justru diisi oleh tenaga kerja dari luar daerah, sedangkan masyarakat lokal dianggap tidak mampu dan tidak layak.
“Oleh karena itu, untuk masa depan 13 desa di Bungku Timur, mari kita satukan barisan, satukan persepsi, dan lawan segala bentuk diskriminasi yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia Tbk,” seru Asep menutup orasinya di tengah sorak semangat warga yang hadir.
Aksi yang akan digelar pada Senin (13/10) mendatang menjadi bentuk konsolidasi besar masyarakat lingkar tambang Bungku Timur untuk menuntut keadilan dan pemerataan manfaat dari aktivitas pertambangan di wilayah mereka.
(Yohanes)