Morowali- Geliat investasi yang begitu pesat di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, menjadi sorotan utama dalam sebuah dialog publik bertajuk “Morowali Booming Industri Pertambangan: Bagaimana Implikasinya?” yang digelar di Wisma Kagama, Yogyakarta. Acara ini diprakarsai oleh mahasiswa Morowali yang tergabung dalam Ikatan Pelajar dan Pemuda Morowali di Yogyakarta (IP2MBY), serta didukung oleh Lembaga Riset CELYS.
Dialog ini menjadi ruang penting untuk membahas dinamika pertumbuhan ekonomi Morowali yang disebut meningkat secara signifikan berkat kehadiran industri pertambangan. Namun, di balik pertumbuhan tersebut, muncul berbagai persoalan krusial yang mulai dirasakan oleh masyarakat, terutama krisis ekosistem dan meningkatnya kesenjangan sosial.
Gunawan, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia yang menjadi salah satu pembicara, menyampaikan kekhawatiran mendalam tentang dampak jangka panjang dari masifnya industri tambang di Morowali.
“Acara ini menjadi momentum untuk mengkaji secara objektif, apakah betul-betul hadirnya industri di Morowali bertujuan untuk mensejahterakan rakyat? Ataukah hanya segelintir orang yang hanya memanfaatkan eksploitasi sumber daya alam yang ada di Morowali,” ujar Gunawan di Wisma Kagama UGM, Yogyakarta, Minggu (13/7).
Dengan masifnya pertumbuhan sektor industri tambang di Morowali saat ini, ia menegaskan bahwa ketergantungan berlebihan terhadap sektor tersebut tidak menjamin keberlanjutan pembangunan sosial. Menurutnya, sektor ekonomi kerakyatan seperti pertanian, perikanan, dan perkebunan justru mulai tergeser perlahan karena ekspansi tambang yang begitu agresif.
“Kami, mahasiswa Morowali, tidak ingin masa depan pembangunan daerah hanya bertumpu pada industri tambang. Harus ada perhatian serius terhadap sektor-sektor kerakyatan yang selama ini menjadi sumber pencarian masyarakat lokal yang ada di Kabupaten Morowali,” lanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, Bupati Morowali, Iksan Baharudin Abdul Rauf, yang hadir secara daring melalui Zoom Meeting, menyampaikan bahwa pihaknya tetap terbuka terhadap investasi, khususnya di sektor pertambangan, selama tetap mematuhi aturan dan kebijakan yang berlaku.
“Pemda Morowali terbuka dengan investasi pertambangan selagi masih menaati aturan dan kebijakan yang ada. Pemda pun akan selalu mengawal jalannya investasi yang ada agar memberikan manfaat bagi masyarakat Morowali,” pungkasnya.
Tak hanya itu, Iksan juga sepakat dengan pandangan bahwa ke depannya Morowali tidak boleh sepenuhnya bergantung pada sektor industri tambang. Ia menilai perlunya diversifikasi ekonomi dengan memperkuat sektor-sektor produktif lain agar pembangunan Morowali lebih berkelanjutan dan inklusif.
Yohanes