Morowali– Kapolsek Bungku Selatan AKP I Ketut Yoga Widata, S.H., memfasilitasi dialog terbuka antara Pemerintah Desa Torete dan tokoh-tokoh masyarakat guna meredam ketegangan yang terjadi di Desa Torete, Kecamatan Bungku Pesisir. Pertemuan yang berlangsung pada Minggu malam pukul 20.00 Wita ini bertujuan mencari solusi bersama atas polemik lahan mangrove yang memicu penyegelan Kantor Desa Torete dan rumah Kepala Desa oleh warga.(7/9/25)
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekretaris Camat Bungku Pesisir Samran S.H., Sekretaris Desa Torete Amrin, Ketua BPD Desa Torete Baharudin, mantan Kepala Desa Torete Sabardin, serta sekitar 20 orang tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda Desa Torete.
Dalam kesempatan itu, Kapolsek Bungku Selatan AKP I Ketut Yoga Widata, S.H. menyampaikan beberapa hal penting:
Ia sengaja meluangkan waktu untuk mendengar langsung keluhan masyarakat dan memahami rasa kecewa warga Torete atas belum adanya kepastian informasi terkait dugaan jual beli lahan mangrove oleh PT TAS.
Penyegelan Kantor Desa bukanlah solusi karena justru dapat menimbulkan persoalan baru. Kantor desa merupakan aset negara dan pusat pelayanan publik yang wajib dibuka.
Kapolsek mengajak seluruh pihak bersepakat membuka penyegelan Kantor Desa Torete pada Senin (8/9/2025) pukul 08.00 Wita agar pelayanan publik tetap berjalan.
Kapolsek juga mendorong komunikasi dengan Kepala Desa Torete agar segera hadir membahas permasalahan secara terbuka bersama masyarakat.
Berdasarkan koordinasi dengan manajemen PT TAS, pihak perusahaan siap melakukan pertemuan resmi dengan masyarakat Desa Torete pada Rabu (10/9/2025) untuk menjelaskan secara langsung status lahan mangrove.
Dialog yang berlangsung kondusif itu menghasilkan kesepakatan Pemerintah Desa dan tokoh-tokoh masyarakat Torete untuk membuka segel Kantor Desa pada Senin pagi, sekaligus menjadi langkah awal meredakan ketegangan dan menyiapkan pertemuan resmi dengan pihak perusahaan.
Yohanes