Halsel – Pergerakan Aktivis Demokrasi (PaRaDe) Maluku Utara dengan tegas menolak kehadiran PT. Intim Mining Sentosa (IMS) yang akan eksplorasi di desa Bobo kecamatan Obi Selatan Kabupaten Halmahera Selatan.
Menurut Direktur PaRaDe Malut Sahmar M. Zen, kehadiran PT IMS akan mengubah lanskap hutan menjadi hamparan tanah gundul nan gersang di sekitar kawasan hutan di desa Bobo Obi Selatan.
Hutan disana akan terbabat oleh kehadiran tambang Nickel yang tentunya menimbulkan dampak buruk sampai pesisir laut, Bahkan jika beroperasi limbah ore Nickel mengalir hingga laut sampai sungai tercemar.
“ Di desa Bobo ada dua sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat disana yakni sungai air Peda dan Sungai Gosora,” kata Direktur PaRaDe Sahmar M Zen. Selasa, 11/02/2025.
Ebams Sapaan akrab Sahmar, bilang jika PT IMS mulai beroperasi pembukaan lahan tambang Nickel akan menghilangkan pohon pohon besar sumber utama mata pencarian dan pembuatan perahu nelayan disana. Punggung perbukitan di kecamatan Obi Selatan akan menjadi gersang.
Saat beroperasi, kata Ebams, yang akan kita lihat adalah aktivitas pertambangan yang menggaruk tumpukan ore nikel keluar dalam perut bumi Bobo lalu ditumpuk menggunung.
“ Nanti anda lihat saja. kehadiran Tambang Nickel itu akan membawa bencana dan petaka bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat di Obi,” ucap Ebams.
Lebih lanjut ia menjelaskan, PT. Intim Mining Sentosa memiliki izin untuk nikel dalam lingkup operasi produksi. Izin PT IMS itu sejak 2013 hingga tahun 2033. yang konsesi area mencakup seluas 1.935,00 hektar beroperasi di kabupaten Halmahera Selatan.
“ Kami PaRaDe sangat berharap kepada masyarakat Obi lebih khususnya masyarakat desa Bobo tolong tolak kehadiran perusahaan IMS. Jika anda biarkan dipastikan yang anda terima adalah kesengsaraan dan bencana,” tegas Sahmar.
PaRaDe secara kelembagaan yang fokus pada isu isu lingkungan mendesak agar PT. Intim Mining Sentosa untuk segera menghentikan rencana eksplorasi karena akan mengancam kehidupan lingkungan, petani, ribuan masyarakat Obi yang bermukim dan berkebun di wilayah tersebut.
“Kami meminta PT Intim Mining Sentosa
untuk segera menghentikan rencana eksplorasi karena akan mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani di obi. Mereka selama ini menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan laut di wilayah tersebut,” katanya.
PaRaDe juga mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Intim Mining Sentosa agar tidak terjadi konflik berkepanjangan antara masyarakat dan perusahaan.(Saifudin)