Morowali- Diantara dua sungai yang diduga tercemar di Desa Lalampu, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, sungai Bahokolango bersentuhan langsung dengan aktivitas tambang PT Ang & Fang Brother (PT.AFB).
Sungai Bahokolango itu berada pada posisi jembatan kedua di Desa Lalampu jika mengarah dari arah Bungku kota ke arah Bahodopi dan jembatan pertama di Desa Lalampu jika mengarah dari Bahodopi ke arah kota Bungku.
Kini, sungai Bahokolango ini memperihatinkan kondisinya dimana rona warna yang dahulu bersih bening kini berubah menjadi warna kuning kemerah- merahan.
Hal ini terjadi sudah sekian lama, di duga kuat akibat dampak aktivitas perusahaan tambang PT Ang & Fang Brother menyebabkan air sungai tersebut tercemar tak lagi bisa digunakan warga setempat untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.
“Sungai itu dulu di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari rumah tangga warga, dugaan kami ini dampak aktivitas tambang PT AFB karena aktivitasnya bersentuhan langsung dengan sungai bahokolango itu dan hanya PT AFB itu yang beraktivitas yang lain sementara tutup,” ungkap sumber media ini.
Yang ironisnya lagi, kata sumber kondisi ini sudah kerap di keluhkan warga tapi sepertinya tidak ada pihak-pihak yang peduli seolah bungkam melihat kenyataan yang ada, padahal sangat tampak jelas terlihat rona air berubah warna bila melewati atau melintas di jembatan Desa Lalampu.
Apalagi katanya, cemaran air tersebut bermuara ke laut sehingga tak heran air laut seputaran Desa Lalampu ikut berubah rona warna, endapan lumpur bekas tambang nikel menumpuk di sepanjang aliran sungai Bahokolango maupun di pinggir pantai Desa Lalampu.
“Keluhan ini sudah berulangkali disuarakan tapi tidak ada yang tanggapi seolah menganggap ini hal biasa, padahal ini sangat fatal sekali tindakan pelanggaran lingkungan, tidak pernah hujan tapi rona air begitu terus warnanya. Bosan sudah kita, entah siapa lagi yang peduli hal tersebut,” ungkapnya pesimis.
Demikian hasil investigasi yang dilakukan oleh tim media ini benar adanya bahwa sungai Bahokolango yang dimaksudkan telah berubah rona warna, sangat kontras terlihat rona warna air berubah drastis sebagaimana hasil dokumentasi poto yang ditampilkan awak media ini dan vidio dokumentasi.
Menanggapi hal tersebut, site Manager PT AFB Nicolas Hamdani yang dikonfirmasi via WhatsApp di nomor +62 853-9678-xxxx, tak memberikan tanggapan apapun memilih bungkam terkesan acuh. Sama halnya, asisten manager PT AFB, Hendri dikonfirmasi juga memilih bungkam.
Atas hal itu diharapkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Morowali serius menindaklanjuti keluhan tersebut, jangan takut dan jangan bimbang sebab OPD DLH Morowali dibentuk untuk mengawal kepentingan masyarakat bukan kepentingan perusahaan.
(Tim)