Morowali, Sulawesi Tengah— Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten Morowali (GRD KK-MOROWALI), Desak Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Morowali (RSUD) dan Kepala Puskesmas Bahomotefe untuk dicopot dan segera Bertangungjawab atas meninggalnya bayi dari Ibu Ramdana. Pemulihan kondisi mental dan Kesehatan fisik hingga pemenuhan hak-hak korban secara hukum harus secepatnya dipenuhi, Rabu (26/11/2025).
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bungku dan Puskesmas Bahomotefe, Stop lakukan pembelaan, jangan ada saling lempar tanggungjawab. Apalagi bicara terkait kewenangan masing-masing, ini semua hanya penyampain pembenaran saja.
“Kami dari GRD KK- Morowali Menegaskan kepada RSUD dan Kepala Puskesmas (Kapus) bertanggungjawab karena ini urusan nyawa yang kita tidak inginkan terus berulang. Jika tidak mampu segera mundur dari jabatan jagan korbankan masyarakat kecil,” tegas Amrin sebagai Ketua GRD KK-MOROWALI.
Kejadian ini menunjukan betapa buruknya pelayanan yang ada di RSUD Morowali, urusan nyawa masih terus mempersoalkan mekanisme administrasi dan lain-lain. Sementara urusan Administrasi tak seimbang dengan nyawa satu orang.
Amrin juga menyampaikan bahwa Kasus ini harus diseriusi oleh seluruh instansi. khusunya Aparat Penegak Hukum (APH)
Agar tindakan penanganan Dokter yang melanggar hukum segera ditindaki. Sehingga masalah seperti ini tak terus berulang. Karena perihal yang seperti ini sering dialami pasien di RSUD Morowali dan Puskesmas. Bahkan beberapa waktu terahir terjadi kejadian sama seperti ini.
Amrin menambahkan, hampir semua keluhan disebabkan dari banyaknya mekanisme yang harus dilalui pasien, inilah mengakibatkan lambatnya penanganan sehingga berimbas pada kondisi pasien. “Kita ingin pihak RSUD dan jajaran Puskesmas mengutamakan keselamatan bukan administrasi karena urusan pasien urusan nyawa seseorang harus diselamatkan bukan mekanisme administrasi diutamakan yang hanya mengutamakan kebutuhan komersial,” terangnya.
RSUD dan Puskesmas belum menunjukan sikap serius mereka untuk berbenah dari setiap kejadian yang terus berulang, lebih ironis dalam RDPU kemarin dokter spesialis saja tidak hadir dan ini sama sekali sikap tidak merasa bersalah terhadap korban.
Amrin meminta keseriusan Bupati dalam mewujudkan Program Kesehatan yang menjadi visi membawa Morowali mendapatkan pelayanan kesehatan maksimal dari ‘Jemput sakit pulang sehat’. faktanya program ini berbanding terbalik, yang ada justru jemput sehat pulang meninggal. Dalam tujuan kesehatan melalui program Bupati Morowali pada faktanya masayarakat masih kesulitan akses untuk mendapatkan pelayanan baik dari pihak RSUD bahkan sampai ada pasien kehilangan anaknya.
Terakhir Amrin menegaskan jika Kepala Dinas Kesehatan dan direktur RSUD bersama Kepala Puskesmas di seluruh Kecamatan tidak segera mengambil sikap dan berikan kebijakan pelayanan yang baik merata kepada masyarakat kurang mampu tanpa harus memandang status sosial, maka tidak layak untuk dipertahankan dan Bupati harus melihat ini sebagai masalah sosial yang menyulitkan rakyat kecil.
Ia meminta Bupati Morowali segera copot Direktur RSUD Morowali, hentikan dokter spesialis atau dokter yang menyakibatkan kehilangan nyawa bayi dalam kasus ini. “Jika dalam waktu dekat seluruh pihak terkait tidak mengambil sikap tegas, Kami dari GRD KK-Morowali akan melakukan perlawanan terhadap sistem kesehatan yang penuh Komersialisasi ini, khusunya di RSUD Morowali,” ungkapnya.
Menurutnya, sebab nyawa satu orang tidak sebanding dengan aturan dan administrasi apapun. “Tegas Sikap kami dari GRD KK-Morowali jika tidak mampu segera mundur dari jabatan dan alasan apapun Direktur RSUD dan kepala Puskesmas harus segera dicopot,” tutup.
(Yohanes)















