Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Pemerintahan

Ibu Ramdana Tuntut Pertanggungjawaban RS Bungku dan Puskesmas Bahomotefe atas Kematian Bayinya

359
×

Ibu Ramdana Tuntut Pertanggungjawaban RS Bungku dan Puskesmas Bahomotefe atas Kematian Bayinya

Sebarkan artikel ini

Morowali, Sulawesi Tengah — Seorang ibu muda berusia 24 tahun, Ramdana R. N, menyampaikan tuntutan pertanggungjawaban kepada pihak Rumah Sakit Bungku dan Puskesmas Bahomotefe atas kematian bayinya serta kondisi kesehatan fisik dan mental yang ia alami pascapersalinan, Minggu(23/11/2025)

Ramdana menjelaskan bahwa sejak memasuki masa akhir kehamilan, ia telah berkonsultasi dengan dua dokter berbeda—Dr. Hendra (Spesialis Kandungan) dan Dr. Ani (Dokter Umum). Keduanya memberikan hasil USG yang sama dan menyarankan agar ia menjalani persalinan melalui operasi sesar (SC) karena ukuran bayinya dinilai besar dan berisiko.

Dengan membawa hasil pemeriksaan tersebut, Ramdana mengurus rujukan di Puskesmas Bahomotefe untuk kemudian melanjutkan pemeriksaan di RSUD Bungku. Namun, menurut penuturannya, dokter spesialis di RS Bungku, Dr. Farhat, justru menyatakan bahwa bayinya hanya berukuran 2,8 kg dan dapat dilahirkan secara normal. Ia diminta kembali ke Puskesmas Bahomotefe untuk persalinan normal.

Dua minggu kemudian, ketika memasuki masa pembukaan dan ketuban telah pecah pada pukul 02.00 dini hari, Ramdana kembali meminta tindakan SC karena merasa kondisi janin tidak memungkinkan untuk lahir normal. Namun ia mengaku harus menunggu hingga berjam-jam agar rujukan dapat disetujui.

“Saya menunggu sampai jam 11 siang. Saat itu kepala bayi sudah di pintu. Saya berjuang hampir tiga jam dengan kondisi lemah,” ungkap Ramdana.

Proses persalinan dilakukan dengan bantuan sekitar lima tenaga medis. Bayi Ramdana akhirnya lahir, namun dalam kondisi tidak bernyawa. Sementara itu, ia sendiri mengalami sobekan parah dan trauma fisik maupun batin.

Hingga saat ini, Ramdana menyatakan belum ada penyelesaian ataupun tanggapan resmi dari pihak RS Bungku maupun Puskesmas Bahomotefe mengenai dugaan kelalaian yang terjadi.

“Sampai detik ini belum ada titik terang dari kedua belah pihak. Saya menuntut pertanggungjawaban dokter dan tenaga medis atas kematian bayi saya,” tegasnya.

Kasus ini menambah daftar keluhan masyarakat terkait pelayanan kesehatan di wilayah tersebut. Pihak keluarga berharap kejadian ini mendapat perhatian serius dari pihak berwenang dan dapat menjadi evaluasi atas standar pelayanan kesehatan di Morowali.

 

(Yohanes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250