Kadis Dikbud Morowali, Amir Aminudin
Morowali-Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Morowali, Amir Aminudin, S.Pd., M.M., menanggapi protes yang sebelumnya dilayangkan oleh Aliansi Mahasiswa Morowali (AMM). Menurutnya, wajar jika ia bertanya mengenai identitas aliansi tersebut saat aksi unjuk rasa.
“Kita ini sama-sama warga negara yang kedudukannya setara dan punya hak yang sama di negeri ini. Negara melindungi itu. Jadi wajar saya bertanya tentang Aliansi Mahasiswa mana,” tegas Amir, Sabtu(20/09/2025)
Amir menjelaskan, penggunaan nama Aliansi Mahasiswa Morowali menimbulkan pertanyaan. “Saya punya hak untuk bertanya, tapi kenapa tiba-tiba dia mengatakan ‘saya bukan mahasiswa, saya aliansi’. Itu melenceng dari forum. Kemarin saya juga sudah sampaikan, karena ini forum demokrasi, mau dari manapun silakan. Tetapi yang lebih diangkat adalah soal diksi pada hari itu,” jelasnya.
Ia membantah tudingan tidak kooperatif. “Coba dilihat, di mana saya tidak kooperatif? Saking kooperatifnya, saya undang mereka duduk dan saya sediakan kursi. Itu kooperatif bagi saya. Kalau tidak, mungkin saya lari atau tidak mau temui. Tapi faktanya, saya temui dengan baik-baik,” kata Amir.
Amir juga menepis tuduhan melakukan diskriminasi. “Dikatakan saya melakukan kriminalisasi, padahal saya tidak pernah melapor ke aparat penegak hukum. Jadi di mana letaknya diskriminasi itu?” tambahnya.
Lebih lanjut, Amir menyinggung definisi Aliansi Mahasiswa. “Kalau kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, Aliansi Mahasiswa itu sekumpulan orang dari berbagai organisasi kemahasiswaan dengan tujuan yang sama. Kalau ada dari luar mahasiswa ikut, itu namanya penyusup. Boleh saja ada orang di dalam aliansi, tapi kalau namanya Aliansi Mahasiswa, ya harus mahasiswa. Kalau ada organisasi lain seperti Gerakan Revolusi Demokratik Komite (GRD KK) Morowali, itu masuk akal. Tapi kalau di dalam Aliansi Mahasiswa ada orang lain, itu namanya penyusup,” pungkasnya.
Yohanes
