Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Investasi

IMIP Pacu Lapangan Kerja 200–500 Wawancara per Hari, Antusiasme Masyarakat Meledak

55
×

IMIP Pacu Lapangan Kerja 200–500 Wawancara per Hari, Antusiasme Masyarakat Meledak

Sebarkan artikel ini

Morowali – Kebijakan pengembangan hilirisasi sektor industri menjadi salah satu langkah strategis pemerintah dalam menekan angka pengangguran, sekaligus meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan negara. Industri pengolahan nikel ikut memberi dampak besar terhadap dinamika perekonomian daerah, salah satunya melalui hadirnya PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) yang kini menjadi “ladang” baru penyerapan tenaga kerja, khususnya di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Senin(8/9/25)

Puluhan ribu warga kini menggantungkan harapan pada kawasan industri yang terus berkembang ini. IMIP menjadi denyut nadi yang menghidupkan kesempatan bagi masyarakat untuk keluar dari garis ekonomi minimal. Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng dalam rilisnya Februari 2025 mencatat Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3,02 persen atau turun 0,13 persen poin dibanding Februari 2024 (3,15 persen). Jumlah pengangguran per Februari 2025 tercatat 49,61 ribu orang, sedikit turun dibanding tahun sebelumnya (49,62 ribu orang).

Plt Kepala BPS Provinsi Sulteng, Imron Taufik J. Musa, S.Si., M.Si., menuturkan, capaian ini menjadikan Sulawesi Tengah sebagai provinsi dengan angka pengangguran terendah ketiga secara nasional saat itu. “Tiga lapangan usaha yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan (44,56 persen), sektor perdagangan (12,71 persen), serta industri pengolahan (10,55 persen). Dibanding Februari 2024, peningkatan terbesar ada pada sektor pertanian, industri pengolahan, dan pendidikan. Sektor industri pengolahan turut berperan menurunkan angka pengangguran di Sulteng,” jelasnya.

Head of Media Relations PT IMIP, Dedy Kurniawan, menyampaikan bahwa kawasan industri berbasis nikel yang terintegrasi ini memang diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Morowali dan Sulteng secara luas. “Dalam visi, misi dan nilai perusahaan, kami sudah menegaskan komitmen IMIP memfasilitasi perkembangan usaha masyarakat lokal dan memberi kontribusi nyata bagi daerah. Ada karyawan IMIP yang dulunya kerja serabutan, kini setelah bekerja di sini mampu meningkatkan kualitas hidup dan rumah tangganya,” ungkap Dedy.

Melihat serapan tenaga kerja, 92 persen pekerja di kawasan IMIP berasal dari Pulau Sulawesi, sementara 8 persen lainnya dari luar Sulawesi. Per 1 September 2025 jumlah tenaga kerja di kawasan IMIP mencapai 86.394 orang. Dari angka tersebut, tenaga kerja asal Sulteng menjadi yang paling dominan, yakni 31 persen. Khusus pekerja dari Kabupaten Morowali, mencapai 58 persen dari total karyawan asal Sulteng.

Sejak 2020 penyerapan tenaga kerja di kawasan IMIP terus meningkat signifikan. Tahun 2020 tercatat 35.592 orang, naik menjadi 51.542 orang di 2021, 68.466 orang di 2022, 74.350 orang di 2023, dan sekitar 83.000 orang di 2024. Jumlah ini terus melonjak seiring nilai investasi yang bertambah. “Setiap hari ada 200–500 orang yang mengikuti interview calon pekerja. Ini menunjukkan animo masyarakat untuk bekerja di IMIP terus meningkat. Sebagian besar pekerja merupakan lulusan perguruan tinggi dari seluruh Indonesia,” tandas Dedy.

Kehadiran IMIP menjadi bukti nyata kontribusi sektor industri dalam memperluas lapangan kerja, menekan angka pengangguran, sekaligus memperkuat fondasi ekonomi daerah dan nasional.

 

Yohanes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250