Scroll untuk baca artikel
Example 728x250
Kesehatan

Diduga Ruangan Pasien Kelas I RSUD Morowali Dijadikan Ajang Bisnis

301
×

Diduga Ruangan Pasien Kelas I RSUD Morowali Dijadikan Ajang Bisnis

Sebarkan artikel ini

Ruangan Kelas II Menggunakan Kipas Angin

Morowali – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Morowali yang merupakan fasilitas kesehatan milik Pemerintah Kabupaten Morowali, kini menjadi sorotan publik. Pasalnya, muncul dugaan bahwa ruangan perawatan kelas I di rumah sakit tersebut dijadikan ajang bisnis dengan melakukan penyekatan ruangan yang tidak sesuai standar.

Salah satu pasien, Ridwan Warga Desa Lanona, Kecamatan Bungku Tengah mengungkapkan pengalamannya selama dirawat di RSUD Morowali. Ia menuturkan bahwa pada awalnya dirawat di ruang UGD selama satu malam, kemudian dipindahkan ke ruang kelas II. Padahal, ia seharusnya mendapatkan perawatan di ruang kelas I.

“Saya ini sudah 5 hari di rumah sakit. Malam pertama di UGD, kemudian dipindahkan ke ruang kelas II, padahal seharusnya saya di ruang kelas I. Setelah saya konfirmasi ke pihak penanggung jawab rumah sakit atau direktur, saya akhirnya dipindahkan ke atas ke ruang kelas I,” ungkap Ridwan saat ditemui media ini, Minggu (5/10/2025).

Namun, kondisi ruang kelas I yang diberikan jauh dari ekspektasi. Menurut Ridwan, ukuran ruang tersebut sangat sempit hanya seukuran tempat tidur pasien dan disekat menggunakan kain gorden. Akses masuk ke ruang tersebut pun sempit, mirip seperti terowongan. “Setibanya di kamar kelas I, saya kaget. Ukurannya kecil sekali, hanya muat ranjang pasien, dibatasi kain gorden, dan akses masuknya sempit. AC tidak hidup, ruangan panas, dan keluarga pasien tidak punya tempat untuk berjaga. Ini jelas tidak layak untuk disebut ruang kelas I,” tegasnya.

Karena tidak ada solusi dari pihak rumah sakit, Ridwan akhirnya meminta dipindahkan kembali ke ruang kelas II. Ia menduga bahwa kondisi tersebut terjadi karena ruangan kelas I sengaja disekat-sekat untuk kepentingan bisnis, bukan pelayanan.

“Melihat ruangan kelas I yang sempit, saya minta dipindahkan ke ruang kelas II karena tidak ada solusi. Saya merasa dirugikan. Diduga ada praktik bisnis di balik ini, karena ruangan disekat-sekat sehingga tidak lagi layak disebut ruang kelas I,” tambahnya.

Sementara itu Direktur RSUD Morowali, dr. Agus As Partang ketika di Konfirmasi terkait persoalan ini belum memberikan jawaban, hingga berita ini diturunkan

 

Yohanes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Example 728x250 Example 728x250 Example 728x250